Posts

Showing posts from 2008

Rindu itu apa?

rindu bagaikan pisau yang menyayat hati dalam keraguan,,, rindu bagaikan racun yang mengacaukan pikiran,,, rindu bagaikan hantu yang selalu membayangi setiap pikiran,,, rindu bagaikan awan gelap yang selalu menutupi keriangan,,, tapi,,, rindu juga bagaikan berlian yang akan selalu kita perjuangkan,,, rindu bagaikan madu yang selalu mengukir senyum diantara duka,,, rindu bagaikan malaikat yang selalu memberikan harapan,,, dan rindu bagaikan cahaya terang yang selalu memberi jalan menuju cahaya cinta,,,, aku sampaikan rasa rinduku diantara angin yang berhembus,,, bisikkan namanya,,, meminta angin untuk selalu menjaganya agar bisa melepaskan rindu ini yang selalu kusimpan sampai saat aku bisa bertemu dengannya,,,, I_F petikan daripada Purple...

Sakitnya…

Sakitnya… Menahan hati dari dilukai Menyembuh luka lalu Agar menjadi parut Sakitnya… Parut terbuka kembali Semakin dalam Semakin terjal dibaluti darah Sakitnya… Bila hati mencintai Ingin percaya Terhalang oleh dugaan Sakitnya… Rindui dia di situ Di depan mata Gapai…tak terjangkau Sakitnya… Melihat dia bersamanya Rasa cemburu Meraut rasa kasih Mengundang air mata Sakitnya… Menahan rasa Yang tersirat di gelodakan jiwa Meragut ketenangan emosi Ingin lari bawa diri Namun daya tak ada Kerna cinta tetap di situ Memaku diri di hati Bersama ingatan terhadapnya Terpahat lagi kekal Sakitnya… Mencintai yang dicintai Walau indah Hiasi firdausi sanubari…. ~Aira Ixora~ 22/07/08

Cinta ku tiada bersebab...

CERITERA CINTA KU Garis senyum terukir, Kerna dia. Bibir menguntum bahagia, Pancaran kasih kepadanya. Hati mekar berbunga, Menatap wajahnya. Semuanya indah, Hanya bersamanya… Menitis ia sekali lagi, Hanya kerna dia. Meraung ia berulang kali, Juga kerna dia. Semua pilu, Dia puncanya. Semua kepedihan, Kerna cintainya… Menjauhi cinta, Mahu dia bahagia. Meninggalkan kasih, Kerna tiada kata. Korban hati ku, Menutup segala sengsara. Namun parutnya, Kekal di sini sentiasa… Cinta tetap padanya, Walau raga jauh tak tergapai. Setiap rasa kepunyaannya, Walau tersimpan, tertanam di kuburan… Dia, Bukan milikan tetap ku, Tapi aku, Cinta ku, Kasih ku, Rindu ku, Dia pemiliknya… Cintainya tiada bersebab, memberi tanpa menerima, melayani tanpa menyedari, merasai tanpa dipinta, manyayangi walau punah jiwa raga, kerna cinta adalah cinta, tak perlu alasan memulakannya… Cukup hanya dia, W

Mencintai Dia dan kamu...

"Aku, Cinta, Dia, Kamu" Hati ku lihat Dia, Hati ku lihat cinta, Hati ku lihat kamu, Hati ku rasai Dia, Hati ku rasai cinta, Hati ku rasai kamu, Dia agung di hati ku, Cinta mekar di jiwa ku, Kamu terukir di sayap ku, Cinta hanyalah Dia, Cinta Dia cinta aku, Cinta Dia cinta kamu... ~Aira Ixora~ 27/10/2007 12:50 a.m

Melukis 'Potret Wajah' dari Azwa Safwa..

Potret Wajah azwa_mzr@yahoo.com Go to my site Mata ku terlekat pada potret wajah Seakan ada tarikan di situ mengamit Tapi mata tak betah menatap lama Terselit segan merona malu Ku bayangkan segala gerak rasa Ku cuba tafsir sebalik senyum yang tergambar Seakan ia terkandung jutaan rahsia Yang sukar untuk ku ungkai Penuh misteri.. Mata ku melekat lagi pada potret wajah Renungan matanya seakan Menikam tembus ke dalam mata ku Terasa tersekat nafas ku Pesona kilauannya menusuk jiwa Merona malu jadinya.. Perasaan apakah ini? Terleka aku menatap bayangan potret wajah Terimbau saat-saat ku melakar kisah Ku bongkar segala halusinasi Mengikut rentak denyu

Menanti 'Hujan' dari Awan

Hujan Dulu Aku selalu duduk di serambi hatimu Menunggu saat kau datang Membawa sekeranjang angan indah Untuk kurangkai Membunuh sepi dan sedih Aku selalu berdiri membilang hari Menunggu putaran itu berhenti Rindu untukmu hampir menggunung Hingga aku bingung Kemana harus kubuang rindu ini? Lalu kuambil sepotong rembulan untukmu Kuletakkan tepat disampingmu Agar kau bisa membisikkan kata rindu untukku Saat ku papah matahari Yang sarat mengusung jutaan sakit Bintang pula membuka percakapan Tentang cinta tertunda Tentang duka nestapa Tentang segala di dunia Yang sering mengundang sejuta resah Saat aku mengusir kegelisahan didada Giliran ribut menghias malammu Bulan dan bintang harus diam Walau aku takut barangkali Kerana, Tak lama lagi titik hujan Bakal membeku dimataku Kasihan....kau hujan Kau beri

"AKU..."

"Aku..." tertulis saat diri menghadapi kekecewaan dengan hidupan sekeliling yang tak mahu mengerti badai yang melanda diri ini..badai yang menyeksa diri ini..meminta pengertian dari insan disayangi yang menjauhkan diri dari memahami dimana kedudukan diri ini dalam mencari haluan hidup... AKU... Aku... Sepi... Sunyi... Sendiri... menyusuri hati gundah, dipenuhi lautan air mata, yang tiada bertepi, yang tidak berpelabuhan. Aku... Sedih... Merintih... Menangis... jiwa yang tertekan, ditenggelami hujan batu, yang menimpa derita, yang tak terperi sakitnya. Aku... Tersepit... Diapit... Dicubit... kata menusuk cuping pendengaran, menyeksa batin kian terguris, yang bertambah lukanya, yang semakin dalam hirisannya. Aku... yang kian terdampar di dasar luka, yang kian hanyut dibayangi kelam, tanpa cahaya... -Aira Ixora- 11/04/07 3:48 p.m

Ilham petang...

Pertikaian Di Hati... Pertikaian di hati Bagai peniaga mengaut untung Siapa berwang Dia lah menang Siapa behutang Dialah dicari Along Pokok pangkalnya wang lah raja Punca dilema hidup ini Pertikaian di hati Bagai kekasih mencari cintanya Ada cinta Ada lah kasihnya Tiada cinta Sayang, kasih entah ke mana Pokok pangkalnya cinta lah raja Punca kecewa jiwa belia jua remaja Pertikaian di hati Bagai sahabat dan musuh Saat bantuan diberi Dia lah kawan Saat kata menjadi duri Dia lah musuh tak dicari Pokok pangkalnya persahabatan dan permusuhan lah raja Punca keamanan mahupun kemusnahan manusia Pertikaian di hati Bagai raga dan jiwa Kala raga berasa dahaga Nafsu penghilang hausnya Kala jiwa kelaparan Ibadah dan iman memberi kekenyangan Pokok pangkalnya raga dan jiwa lah raja Pembentuk insan berupa fauna Pembentuk ummah soleh dan solehah Pertikaian di hati Gelodak Percaturan Perjalanan pentas duniawi Singgahan sementara jika diamati Singgahan terakhir memori... -Aira Ixora- 26/05/08 6:15pm

Kurniaan Ilahi

CINTA.. Cinta.. Aku tak pasti apakah ia, Yang menjadi rasa di benak ini, Yang menjadi kesakitan dalam sembunyi, Cinta.. Aku tak nampak arahnya, Yang disangka sebagai buta, Yang disangka punca derita, Namun cinta.. Menghadirkan kerinduan, Melembutkan yang keras, Mendengarkan yang tuli, Menerangkan yang kabur, Cinta.. Rasa anugerah Ilahi, Yang memberi seribu emosi, Yang mengerti seribu makna, Yang menyatu seribu hati, Cinta.. Nikmat Tuhan.. Punca keamanan.. Punca kehidupan.. Punca aku terus berdiri di sini.. Pemegang amanah hayat diberi.. -Aira Ixora- 23/05/08 12:49pm

Kehilangan mu...

Sendu Lara Dahulu kau ku puja Dahulu kau ku rindu Ketika indah semuanya Bersama menghirup haruman bayu Kini aku kau lupa Kini aku kau sisihkan Tiada keperluan Bagai sarap yang hina Menangis hati ku hiba Tiada berair mata Hanya linangan di jiwa Merajuk sendu yang lara Dahulu aku kau sayangi Dahulu aku penawar duka Pengubat rindu di hati Menjadi teman yang setia Entah mengapa... Kini aku kau benci Kini aku kau sakiti Bagai mimpi yang buruk Yang ingin kau hindari Menangis hati ku hiba Tiada berair mata Hanya linangan di jiwa Merajuk sendu yang lara... - Aira Ixora - 13/4/05 4:17pm

Saat mencari arah hidup..

Image
ADA APA DI SANA? Berjalan di lorong sepi Gelita bagai dalam mimpi Mencari kilauan cahaya Menyuluh dinihari Memimpin ke arah sana. Ada apa di sana? Yang menanti di hujung cahaya Ada apa di sana? Yang memimpin aku ke arahnya. Semakin aku mengejar Semakin jauh ia pergi Sehingga aku tersedar Terkejut dari mimpi. Berfikir aku kala sendiri Merenung kembali kehidupan ini. Ke arah mana hidupku? Impian ingin ku tuju Ke mana destinasiku? Hentian terakhir perjalananku Adakah ke arah cahaya itu? Ada apa di sana? Yang menanti aku Yang memburu fikiranku Ada apa di sana? Yang membuat ku ragu Yang meragut ketenanganku. Persoalan yang tiada hentian Masih meluru ke arah minda Setiap kali ku hilang punca Mencari jalan pulang menuju impian. - Aira Ixora- 30/4/05 1:54am

Khas buat teman ku Mia

BULAN DI AIR Teman... Pada suatu ketika kita beriringan berbual mesra Berbicara soal impian dan harapan Berlagu melodi riang dan ceria Menangisi perit dan derita Bersama, kita mengejar dan menggapai bintang di langit Yang tidak pasti akan menjadi milik kita Walaupun ia tidak tergapai Kita masih memegang utuh tali impian Agar tidak terlepas dari genggaman Perjalanan kita masih jauh Menjadi harapan keluarga, nusa dan bangsa Pernah kita mencipta impian untuk menggapai kejora bersama Melangkah ke arah kejayaan bersama Menghadapi rintangan yang datang Pernah juga kita berbicara soal cinta Soal pasangan igauan Bagaimana menempuh alam dewasa Yang tenyata cukup berliku Andai kita tersungkur layu Masih diharap sokongan bersama Agar kembali berdiri teguh Kita umpama pohonan kayu Bersaingan mencambah daun menghijau Mengharap sinaran cahaya Namun masih berkait lengan Menuju ke puncak bersama Kini impian yang dahulunya bagai bulan dan bintang Kian terdampar di lelangit bumi Tali yang digenggami kia

Putus dari Awan...

Putus Aku melihat dua bulan purnama malam ini Satu di langit Satu di wajahmu Jika percintaan kita terjalin Hanya sebagai sesuatu yang dapat berakhir direnggut maut Aku pasti berharap Esok kan melihat dua matahari Satu di langit Satu di hatimu Awan 06/05/2008

A second in my life...

A Second A second in life tick fast, as bullet to its target, but, a second in heart remain slowest, as it never leave its hours...

Ayat-ayat cinta...

AYAT AYAT CINTA - ROSSA Desir pasir di padang tandus Segersang pemikiran hati Terkisah ku di antara Cinta yang rumit Bila keyakinanku datang Kasih bukan sekedar cinta Pengorbanan cinta yang agung Kupertaruhkan Maafkan bila ku tak sempurna Cinta ini tak mungkin ku cegah Ayat-ayat cinta bercerita Cintaku padamu Bila bahagia mulai menyentuh Seakan ku bisa hidup lebih lama Namun harus kutinggalkan cinta Ketika ku bersujud

'Moment' from jo-hale-poetry's

Moments  Time, ticking Slowly, away Never to be Seen again Always in the past Creating memories Seconds into minutes Hours into years At this moment Now, that moments has gone Stored in a secret place On a shelf in the mind Certain things Bring them back A special song A photograph Time is still In a camera's eye The moment is kept Kept forever Each moment Passes with time As I write Another moment gone This poem appeared in print on page 12 of the March 2008, Issue 20 of the booklet "Carillion"; created in "South Yorkshire, read around the world" - ISSN: 1474-7340 Also cited from jo-hale-poetry's blog.

Kata-kata rindu...

Rindu itu bukan sekali lafaz, Rindu itu bukan hanya pada nama, Rindu itu bukan sekadar mengingati, Rindu itu mengenang realiti yang pernah hidup dalam mimpi...

The Beginning....

The beginning of September Flower's blog... The first day of May...